pendidikan agama kristen dan budi pekerti
I Korintus 15:33:“Janganlah kamu sesat: pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang
baik”
Arti dan makna hidup
Dalam pandangan Kitab Perjanjian Lama, manusia diciptakan dari debu tanah (Adama/Adama) yang kemudian dilengkapi dengan nafas (Nefesy/Nefesy). Jadi manusia adalah mahluk kedagingan yang fana dan sosoknya adalah lahiriah. Alkitab mengakui adanya dualitas dalam diri manusia yaitu sisi dalam (rohani) dan luar (jasmani). Tetapi Alkitab juga menggambarkan manusia sebagai citra Allah/gambar Allah Imago Dei (bahasa Latin) karena kecitraan manusia dengan Allah maka manusia disebut sebagai mahluk berakal budi.
Dalam hidup manusia memiliki 2 kondisi, yaitu kerohanian (dalam hubungannya dengan Allah) dan kejasmanian (dalam hubungannya dengan lingkungan).
Hubungan manusia dalam perjumpaan dengan Allah merupakan dasar hubungan manusia dengan sesama. Sementara itu hubungan manusia dengan lingkungan harus diwujudkan dengan mencintai dan memelihara lingkungan sebagai sumber hidup secara jasmani.
Pembahasan diatas mengajarkan kepada kita bahwa setiap manusia yang diciptakan Tuhan seharusnya memiliki makna hidup bagi sesama dan lingkungan sebagai wujud nyata penghormatan kita kepada Tuhan Sang pencipta.
Manusia dalam sejarah dunia telah menciptakan berbagai alat yang bertujuan untuk mempermudah dan menyenangkan manusia. Demikian juga Allah menciptakan manusia memiliki tujuan yang sama, yaitu menyenangkan hati Tuhan. Bukan, waktu manusia sudah menjadi dewasa saja, akan tetapi sepanjang usia manusia di bumi maka manusia memiliki tanggung jawab menyenangkan hati Allah Sang Pencipta. Ketika masih kecil, ada orang tua yang mengajarkan kepada kita bagaimana harus berbuat baik. Ketika remaja, tuntutan untuk berbuat baik berkembang kearah yang lebih luas, bersamaan dengan lingkungan pergaulan kita yang semakin luas. Dan selanjutnya sampai usia tua, manusia memiliki tanggung jawab untuk terus berbuat baik dan menyenangkan hati Tuhan.
Kembali pada topik utama kita ‘pergaulan remaja Kristen’, sebagai remaja Kristen kita memiliki tanggung jawab menyenangkan hati Tuhan pada usia remaja. Setiap detik waktu hidup kita harus menyenangkan hati Tuhan. Tetapi apakah mungkin kita bisa terus menyenangkan hati Tuhan? Bahkan setiap detik? Sulit bukan? Tetapi Tuhan telah menganugerahkan Roh Kudus di dalam hati kita masing-masing yang terus mengingatkan kita kalau kita salah langkah, tinggal maukah kita mengindahkan peringatan-peringatannya? Caranya ……..? Setiap kita akan melakukan segala sesuatu ingat bahwa Tuhan melihat apa yang kita lakukan. Lalu … apa yang harus kita perbuat untuk mengisi masa remaja dengan hal-hal yang menyenangkan hati Tuhan? Ingat pesan Tuhan didalam I Korintus 15:33, bahwa kita mesti menjauhi pergaulan yang merusak.
Bagaimana cara kita hidup menyenangkan hati Tuhan? Ada 3 dasar yang melandasi setiap tindakan kita:
1. Berpikir berdasarkan nilai-nilai Kristiani
2. Berkata berdasarkan nilai-nilai Kristiani
Jagalah lidahmu terhadap yang jahat (Maz. 34:14), lidah orang bijak mengeluarkan pengetahuan (Ams. 15:2a), Tuhan Allah telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya perkataan aku dapat member semangat baru kepada orang yang letih lesu (Yes. 50:4).
3. Bertindak berdasarkan nilai-nilai Kristiani (ingat pembahasan tentang etiket semester lalu).
Masa muda adalah masa dimana berbagai pertanyaan muncul dalam benak kita dan menuntut jawaban yang memuaskan, misalnya:
1. Dimanakah aku?
2. Siapakah aku?
3. Bagaimana aku ada di dunia ini?
4. Mengapa aku tidak ditanya terlebih dahulu apakah aku mau
dilahirkan atau tidak?
Kepada siapa kita mengajukan pertanyaan-pertanyaan diatas dan mendapat jawabannya? Pertanyaan-pertanyaan inilah yang memenuhi benak seseorang pada masa peralihan, masa penemuan jati diri. Masa muda adalah masa dimana seseorang dituntut untuk memilih akan menjadi seperti apakah dia.
Intisari:
Ø Bersukaria (band. Pengkotbah 5:17b & 18c)
Ø Menuruti keinginan hati (cita-cita dan talenta yang dimiliki/hasrat hati)
Ø Menuruti pandangan mata (keinginan panca indera)
Ø Menghadap pengadilan Tuhan (segala tindakan memiliki konsekuensi dan harus kita pertanggungjawabkan di hadapan Tuhan)
Ø Masa muda adalah sia-sia (segala sesuatu yang diupayakan manusia untuk memahami makna hidup adalah sia-sia jika tanpa pertolongan Tuhan, jadi dalam mencari identitas diri ikut sertakan Tuhan)
Agar masa muda tidak menjadi sia-sia ada beberapa hal yang harus dijadikan landasan, diantaranya:
1. Kesadaran diri (Yeremia 29:11)
2. Cita-cita (Mazmur 37:3-5)
3. Memiliki pandangan hidup (konsep/pikiran seseorang tentang bagaimana ia menghadapi setiap masalah dalam hidup. 1 Korintus 6:19)
4. Motivasi (dorongan dalam diri yang timbul baik secara sadar atau tidak untuk melakukan tindakan dengan tujuan tertentu. Roma 14:8; Amsal 15:3; Ibrani 4:13)
Tantangan-tantangan dalam mewujudkan makna hidup:
o Tantangan dari dalam (keterbatasan dan kelemahan kita)
o Tantangan dari luar (bertentangan dengan orang lain/diluar diri kita)
Nilai terbagi menjadi 3 bagian besar:
1. Nilai Material (segala sesuatu yang berguna bagi jasmani manusia)
2. Nilai Vital (segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk beraktifitas)
3. Nilai Kerohanian (segala sesuatu yang berguna bagi manusia exp. Kebenaran/kenyataan, keindahan, moral, religius)
Nilai (Value): perasaan tentang apa yang diinginkan atau tidak diinginkan yang dapat mempengaruhi perilaku seseorang.
Norma: petunjuk-petunjuk untuk hidup yang berisi perintah atau larangan agar manusia berperilaku sesuai dengan peraturan yang berlaku secara universal, exp:
1. Pengendalian diri
2. Berani membela yang benar
3. Rendah hati
4. Kebaikan
5. Setia dan bertanggung jawab
6. Damai
7. Adil
Golongan universal adalah nilai yang berlaku bagi sekelompok manusia tertentu
Nilai-nilai Kristiani: nilai-nilai yang berdasarkan atau tidak bertentangan dengan iman Kristen, exp.:
1. Mengasihi musuh (Matius 5:44): mengasihi dengan tulus, menegur dengan kasih, mendoakannya dan tidak membalas, tidak menghakimi, mengampuni.
2. Rela berkorban (Yohanes 15:12-13)
3. Setia (Matius 25:14-30)
4. Takut akan Tuhan (Mazmur 112:1)
5. Monogami (Kejadian 2:24-25; Efesus 5:22-33; Matius 19:1-12)
6. Tanpa Pamrih (Lukas 17:7-10)
7. Tidak khawatir (Matius 6:25-34)
Selain contoh diatas, ada beberapa hal negatif yang akhir-akhir ini meminta banyak mendapat perhatian orang tua,tokoh atau pemimpin agama dan pemerintah, yaitu masalah narkoba, seks bebas dan aborsi. Sementara itu menurut iman Kristen 3 hal tersebut merupakan dosa dihadapan Tuhan
Dua konsep yang mendasar Untuk mengkaji HAM di dalam perspektif atau sudut pandang iman.
1. Narkoba (Yakobus 1:14-15)
2. Seks bebas (Imamat 18:22; 20:13; Roma 1:26-27; 1 Korintus 6:9-10). Alkitab jelas melarang seks bebas, percabulan dan seks yang tidak wajar. Hukum Tuhan ke-7 menuliskan “Jangan Berzinah”
3. Aborsi (wahyu 21:8) aborsi sama denga membunuh.
Kristen, adalah kedaulatan Allah yang universal dan manusia sebagai imago Dei (citra Allah)
Institusi sosial: Suatu perkumpulan yang dilembagakan oleh undang-undang, adat, dan kebiasaan atau dapat berarti perkumpulan, paguyuban, organisasi sosial yang berkenaan dengan masyarakat.
Gereja merupakan persekutuan orang yang terpanggil dan percaya kepada Yesus Kristus untuk melakukan kehendak-Nya, baik melalui kehidupan pribadi maupun dalam persekutuan. Tujuan gereja sendiri adalah Persekutuan yang ditempatkan Allah di dunia untuk melayani-Nya dan manusia.
Fundamentalisme merupakan paham yang mengembalikan umat yang sangat mendasar dalam ajaran agama yang dianutnya. Sementara itu Orang atau kelompok yang tidak memiliki sifat membela hukum agamanya, melainkan membela pandangan mereka atas hukum agama dan cara melakukannya disebut Fanatisme.
Banawiratma merupakan salah satu tokoh agama yang mengatakan bahwa agama merupakan kekuatan yang amat mempengaruhi sikap hidup manusia dan seharusnya menjadi perekat sosial yang kuat. Menurut Banawiratma, selain menjadi sumber spiritual, agama juga merupakan sumber Etika dan moral dalam kehidupan masyarakat.
Paham tentang Gaya hidup modern yang menyimpang dari nilai-nilai Kristiani diantaranya adalah:
1. Materialisme (menempatkan materi sebagai hal dan tujuan tertinggi hidup)
2. Konsumerisme (menganggap barang-barang mewah sebagai ukuran kebahagiaan)
3. Hedonisme (menganggap kesenangan adalah tujuan utama hidup)
4. Liberalisme (menekankan kebebasan yang seluas-luasnya bagi individu dan sosial)
5. Kapitalisme liberal (menumpuk modal sebanyak-banyaknya sebagai tujuan tindakan ekonomi manusia)
6. Elitisme (kecenderungan bergaya hidup mewah)
Bentuk-bentuk gaya hidup modern:
1. Menjadikan status sebagai sesuatu yang penting(yang biasanya ditandai dengan barang mewah yang dimiliki)
2. Mobilitas yang tinggi
3. Bercengkrama di tempat-tempat tertentu (café, mall, dll)
4. Lunch, Golf, Dinner (untuk mengadakan pendekatan/mempengaruhi kebijakan orang lain)
5. Pernikahan Agung (momen yang dirayakan secara sangat megah)
6. Wisuda (tidak hanya untuk kelulusan dari jenjang pendidikan Sarjana, akan tetapi saat ini bisa digunakan untuk kelulusan bahkan dari TK)
7. Gaya Hidup Instan
8. Gaya Hidup dengan teknologi
Ciri-ciri kehidupan masyarakat modern:
1. Netralitas Efektif (sikap tidak peduli lingkungan)
2. Orientasi Diri (menonjolkan kepentingan pribadi)
3. Universalisme (menerima segala sesuatu secara objektif)
4. Prestasi (mengejar prestasi)
5. Spesifitas (bersikap tegas dan jelas dalam hubungan antar pribadi)
II. PENGARUH GAYA HIDUP TERHADAP KELUARGA
Alkitab memberikan beberapa contoh perseteruan dan kekerasan dalam keluarga seperti peristiwa Kain dan Habel (Kejadian 4:1-16), peristiwa Daud dan Batsyeba (2 Samuel 11 dan 12), hubungan Saul dan Yonatan anaknya (1 Samuel 18, 19 dan 20) dan lain-lain.
Problematika yang biasanya dihadapi oleh keluarga masa kini antara lain adalah:
1. Kemajuan Komunikasi dan Kemudahan Perolehan Informasi
Kemajuan bidang teknologi mempermudah manusia dalam berkomunikasi
dan memperoleh informasi, akan tetapi bukan hanya dampak positif yang diperoleh akibat perkembangan teknologi melainkan juga dampak negatif yang diakibatkan.
Ø Dampak positif: situs internet mempermudah manusia memperoleh informasi di berbagai bidang, telepon dan hand phone mempermudah manusia berkomunikasi tanpa harus bertatap muka,menjamurnya stasiun televisi swasta memperbanyak hiburan untuk keluarga tanpa harus keluar rumah
Ø Dampak negatif: situs internet dapat mempengaruhi orang untuk membuka situs-situs porno, chatting selain bisa menjadi sarana curhat dapat mempermudah orang untuk berselingkuh.Telepon dan hand phone mengurangi hubungan emosional antar anggota keluarga.Menjamurnya stasiun televisi swasta Karena banyaknya iklan yang mempengaruhi orang untuk hidup konsumtif.
2. Meningkatnya jumlah perempuan bekerja dan teologi feminis
Alkitab menuliskan laki-laki dan perempuan adalah ciptaan yang setara (Kejadian 2:18:perempuan merupakan penolong yang sepadan)dan hal tersebut merupakan salah satu yang mendasari teologi feminis. Perempuan bekerja sudah bukan hal asing lagi pada saat ini, dengan alasan-alasan kuat yang mendasarinya contohnya membantu perekonomian keluarga, dll. Di Asia dikenal tokoh Suni Lee-Park sebagai tokoh yang memperjuangkan kesetaraan gender. Di Indonesia sendiri banyak tokoh-tokohteologi feminis seperti Mariane Katoppo, dll.
Ø Dampak positif: membantu perekonomian keluarga, memanfaatkan pendidikan yang telah diterima (banyak kita temui perempuan yang bekerja dalam berbagai bidang misalnya, menjdai dosen, guru, dokter, hakim, polisi dll.)
Ø Dampak negatif: berkurangnya kuantitas pertemuan dengan keluarga, terutama dengan anak.
3. Workaholic (bekerja tanpa henti)
‘Time is money’ sekarang ini banyak menjadi semboyan orang, terutama di kota besar. Menggunakan waktu sebanyak-banyaknya dalam bekerja, sehingga mengakibatkan tidak ada waktu untuk beristirahat atau rekreasi. Orang yang memiliki semboyan ini biasanya melupakan pentingnya waktu untuk berkumpul dengan keluarga atau orang-orang yang disayangi, bahkan lupa akan kesehatannya sendiri.
4. Gaya hidup ‘modern’
Gaya hidup modern merupakan suatu gejala sosial yang terjadi akibat adanya pengaruh yang muncul dalam masyarakat yang mempengaruhi nilai-nilai yang telah tertanam dan melekat dalam keluarga. Keluarga merupakan wadah dalam membangun watak, membina karakter, membentuk pribadi dan meletakkan nilai-nilai moral. Sementara itu gelombang globalisasi, arus komunikasi dan informasi berkembang makin cepat dan canggih, lalu bagaimana keluarga menghadapi perkembangan zaman dengan tetap berperan sebagai wadah bagi anggota yang ada didalamnya? Disadari ataupun tidak keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat tetapi juga unit dasar dalam masyarakat dan bangsa. Dalam abad ini muncul berbagai hal yang dianggap sebagai ikon atau symbol kehidupan modern, misalnya: restoran siap saji (fast food), café, butik, distro dll, sehingga orang-orang yang datang, belanja di tempat tersebut yang disebut orang modern. Selain hal tersebut terdapat hal yang lebih parah lagi mengenai hidup ‘modern’ yaitu free seks dan narkoba. Bagi sebagian orang free seks dan narkoba merupakan symbol hidup modern. Meskipun menurut ajaran keKristenan hal tersebut merupakan dosa yang pastinya bertentangan dengan ajaran Tuhan.
1 Petrus 1:14-16:
“Hiduplah sebagai anak-anak yang taat dan jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu, tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang Kudus, yang telah memanggil kamu, sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku Kudus.”
Dampak-dampak yang ditimbulkan akibat gaya hidup modern, diantaranya adalah:
Ø Dampak positif: Perkembangan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) yang pesat, toleransi, perjumpaan antarbudaya, dll.
Ø Dampak negatif: pencemaran bumi, penjajahan dan eksploitasi dalam berbagai bentuk, pemanfaatan teknologi untuk kejahatan, terlibat free seks atau narkoba, dll.
5. Kekerasan dalam keluarga
Kekerasan merupakan tindakan atau perkataan yang menyebabkan orang lain merasa tertindas dan menderita.
Bentuk-bentuk kekerasan diantaranya:
Ø Kekerasan fisik (exp. Pemukulan,tendangan, tamparan, kekerasan seksual, dll)
Ø Kekerasan mental/psikis (bentakan, kata-kata yang merendahkan ataupun yang melecehkan, menghina, fitnah, yang menyebabkan orang lain tertekan atau bahkan stress/depresi)
Ø Kekerasan spiritual (membuat orang lain merasa bersalah, berdosa, konflik batin, dll)
III. Tanggung Jawab Orang Tua Terhadap Anak
Dan Tanggung Jawab Anak Terhadap Orang Tua
A. Wujud tanggung jawab orang tua terhadap anak, diantaranya adalah:
1. Mengasihi (Yesaya 49:15; Lukas 15:11-32). Mengasihi anak berarti orang tua harus menghormati anak sebagai pribadi yang utuh yang memiliki harkat dan martabat kemanusiaannya.
2. Mencukupi kebutuhan anak (Kejadian 1:28). Ikatan keluarga bukan hanya dibangun diatas sebuah komitmen atau kesepakatan bersama, tetapi juga oleh tanggung jawab bersama.
3. Mendidik (Ulangan 6:4-9; Amsal 22:6; Efesus6:4). Tiap orang tua bertanggung jawab untuk mendidik anak-anaknya mengenal Tuhan.
B. Efesus 6:3; Kolose 3:20: “Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikia….”
Ketaatan dan kepatuhan anak kepada orang tua harus didasarkan pada pemahaman sebagai berikut:
1. Orang tua adalah wakil dari Allah (dalam upaya mendidik anak. Lihat Amsal 1:8-9)
2. Orang tua adalah manusia biasa (yang memiliki keterbatasan dan kelemahan sehingga mereka juga dapat berbuat salah)
Orang tua saat usia lanjut mengalami kemunduran fisik dan cara berpikir (sehingga mereka membutuhkan anak-anak untuk mengasihi dan merawat mereka seperti yang mereka lakukan ketika anak-anak masih kecil)
GEREJA
KAHAAL (Ibrani)
Umat Yang berkumpul untuk berbakti
EKKLESIA (Yunani)
Orang-orang yang dipanggil keluar IGREYA (Portugis: Misionaris)
Kawanan domba yang dikumpulkan oleh Gembala
GEREJA
Persekutuan orang-orang yang dipanggil dan percaya kepada Yesus Kristus
3 Periodisasi Sejarah Gereja
1. Gereja Kuno
Penetapan:
Ø Dasar organisasi/ manajemen gereja:
- Episkopos/uskup,
- Presbyteros/penatua,
- Diakonos/diaken
Ø Tata Ibadah/Liturgi
Ø Ajaran Gereja:
- Trinitas (Satu Hakikat Tiga Oknum)
- Kristologi (Satu Oknum Dua Tabiat/ Allah yang pernah menjadi manusia)
2. Gereja Abad Pertengahan
Meluasnya kekuasaan Roma membawa perkembangan keKristenan ke wilayah-wilayah kekuasaannya (pertumbuhan secara kuantitas).
3. Gereja Zaman Baru
Munculnya kritik Martin Luther terhadap gereja. Kritik terhadap 3 hal:
1. Menolak anggapan bahwa manusia diselamatkan oleh pertolongan sakramen. (menurut Martin Luther keselamatan hanya oleh kasih karunia/Sola Gratia, dan hanya oleh iman saja/Sola Fide)
2. Menolak anggapan bahwa gereja berhak menentukan tafsiran Alkitab. (menurut Martin Luther hanya Alkitab satu-satunya pengukur/pedoman iman Kristen/Sola Scriptura).
Panggilan dan Pengutusan Gereja:
“Supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib.”
1 Petrus 2:9
Cara gereja menyatakan tanda-tanda kerajaan Allah, diantaranya adalah:
1. adanya keadilan (demokratis) di dalam gereja
2. adanya kebenaran (penegakan hukum) di dalam gereja
3. adanya perdamaian (perdamaian yang otentik) di dalam gereja
4. adanya kesejahteraan (penegakan hak azasi manusia) di dalam gereja
GEREJA SEBAGAI INSTITUSI SOSIAL
DAN PERSEKUTUAN
DAN PERSEKUTUAN
Institusi Sosial
Suatu perkumpulan yang dilembagakan oleh
undang-undang.
Persekutuan
Suatu persekutuan 0rang-orang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus.
Fungsi Gereja
— Sebagai lembaga sosial
Perilaku sosial harus melekat pada
Gereja
— Sebagai Persekutuan
Persekutuan orang percaya kepada Yesus sebagai karya Roh Kudus
Tugas Panggilan Gereja
1. Bersekutu (Koinonia)
- Melayani (Diakonia)
- Bersaksi (Marturia)
- Didaskalia (Mengajar)
Tantangan-tantangan yang dihadapi oleh gereja
— Internal
- Eksklusifisme Gereja
- Pemahaman Tugas Panggilan Gereja
- Materialisme
— Eksternal
- Kemajuan IPTEK (efek desktruktifnya terhadap ekologi)
- Situasi sosial, politik dan budaya (Moral, Dehumanisasi, Aborsi)
- Ajaran-ajaran yang menyimpang (exp. dalam gereja mula-mula: Marcion, Gnostik, Montanisme, Saksi Yehuwa)
Fungsi Dan Peran Agama Dalam Masyarakat
Agama
Kekuatan yang sangat mempengaruhi sikap hidup manusia secara individual maupun sosial. Selain berisi ajaran yang teoritis ( merumuskan iman dan mengarahkan perilaku orang beriman) agama juga berisi norma dan aturan, perintah dan larangan yang berkenaan dengan etika dan moral.
Titik temu agama
Etika dan Moral
Sejak semula para pendiri agama tidak memisahkan kehidupan spiritual dari masyarakat. Agama justru membangun peradaban manusia kearah yang lebih baik. Dan hal ini tercapai apabila manusia menghargai dirinya dan sesama.
Peran Destruktif Agama
Agama-agama di dunia lahir, bertumbuh dan berkembang sebagai “Anak Tunggal” yang cenderung bersikap dominant, kurang toleran, dan merasa diri paling benar. (Anak Tunggal yang pada harus menerima kenyataan bahwa dirinya bukan anak tunggal) yang mengakibatkan plural sock ketika berdampingan dengan orang lain yang berbeda
Hinduisme (di India)
Buddhisme (di Srilanka dan Thailand)
Kristen (Eropa dan Amerika)
Islam ( Timur Tengah, Iran dan Pakistan)
Dari agama-agama tersebut terdapat
berbagai sikap yang pada awalnya
bertujuan untuk menjaga ajaran agama, antara
lain: fundamentalisme dan fanatisme
a. Fundamentalisme
Awalnya ingin mengembalikan umat pada ajaran agama yang sesungguhnya, akan tetapi dalam perkembangannya justru semakin jauh dari ajaran itu sendiri.
b. Fanatisme
Sangat tekun, aktif dan setia menjalankan ibadah agama akan tetapi dapat berlaku kejam kepada orang-orang yang tidak sependapat dengannya. Kadang-kadang berlaku sebagai pembela agamanya.
3 sikap Komunitas Kristen
Terhadap Agama
Terhadap Agama
1. Eksklusif
Kebenaran dan keselamatan hanya ada melalui jalan Kristus
2. Inklusif
Kristus juga bekerja di kalangan mereka yang mungkin tidak mengenal Kristus secara pribadi
3. Pluralis
Karya penyelamatan Allah terjadi di banyak tempat, tradisi dan banyak jalan/semua agama
Peran Konstruktif Agama
Dalam kemajemukan agama terdapat juga peran yang membangun agama
Simbol agama Kristen
1. Ayam Jago (Matius 26:74-75)
2. Ikan (Yun. I-KH-TH-U-S)
Iesous (Yesus) - Khristos (kristus) - Theo (Allah) – hUios (Anak) – Soter (Juru Selamat)
Ikan = kisah Yunus = kematian dan kebangkitan Yesus Salib (penyaliban Yesus)
HAM menurut iman Kristen:
Bertolak dari 2 konsep
1. Kedaulatan Allah yang universal
ž Kedaulatan Allah di dalam diri manusia mencakup
ž Dimensi individual (martabatnya sebagai manusia)
ž Dimensi social (hidup bersama dengan orang lain)
ž Dimensi ekologis (kuasa atas alam)
ž Dimensi futurologist (kesempatan memiliki masa depan)
ž HAM mencakup hak manusia untuk bebas, berkomunitas, membangun dan memanfaatkan alam, dan hak mempunyai masa depan yang lebih baik
- Manusia sebagai imago dei/ citra Allah di dalam diri setiap manusia
ž Kejadian 1:29:
ž Imago : gambar
ž Dei : Allah
Manusia memantulkan/memancarkan Allah di dalam kehidupannya. Manusia memiliki HAM yang sama dan wajib meewujudkan kemanusiaannya yang sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai citra Allah.
ALLAH SUMBER DAMAI SEJAHTERA
ž Perjanjian Lama: Syalom
ž Perjanjian Baru: Eirene
Kata damai sejahtera biasanya digunakan untuk menanyakan kabar, salam perpisahan, orang meninggal.
Kata ini mengacu pada
1. Hubungan dengan manusia (hidup rukun dengan orang lain)
2. Hubungan perjanjian dengan Allah.
0 comments: